Robot Berpotensi Menjadi Pembunuh
Robot saat ini bukan lagi menjadi cerita fiksi ilmiah, tapi sudah menjadi kenyataan. Dengan teknologi yang semakin maju, kini banyak lembaga bahkan pribadi yang mampu menciptakan robot.
Di bidang industri, robot sudah lama digunakan untuk menggantikan tugas-tugas yang biasa dilakukan manusia, seperti pengelasan, pemasangan baut dan sebagainya.
Bahkan belakangan ini semakin banyak perusahaan besar, seperti Toyota, Honda, dan Sony, yang berlomba-lomba menciptakan robot yang mampu menghibur. Robot-robot ada menyerupai manusia atau binatang, lengkap dengan gerakan dan suaranya.
Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin mudahnya membuat robot, para pakar militer justru mengkhawatirkan mesin-mesin ini disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, seperti kelompok teroris atau militan.
Dan takutnya pembuatan robot membuat kelompok teroris berpotensi melirik mesin-mesin pintar ini untuk dimanfaatkan sebagai senjata pembunuh.
Sejumlah negara dan perusahaan bahkan sudah memulai pengembangan teknologi untuk menghasilkan robot pembunuh. Untuk bidang ini, Departemen Pertahanan AS menjadi pihak yang paling maju.
Pasukan AS bahkan sudah memanfaatkan lebih dari 4.000 robot pembunuh ke Irak.
Masalahnya sekarang adalah sulitnya menjaga robot-robot berteknologi tinggi itu tak jatuh ke pihak lawan. Bila itu terjadi, maka akan dengan mudah teknologi itu dicontek dan digunakan untuk kepentingan jahat. Sehingga tak perlu keahlian tinggi untuk menghasilkan robot dengan tugas sesuai keinginan.
Kondisi inilah yang harus diwaspadai, karena bisa jadi para teroris akan lebih suka memanfaatkan jasa robot untuk melakukan penyerangan ketimbang merelakan seorang anggotanya melakukan aksi bom bunuh diri.